Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Menyesuaikan dengan kemajuan zaman dan kecanggihan sains dan teknologi yang menjadikan tempat, ruang, dan waktu seakan tidak bersekat lagi, maka dirasa perlu juga oleh kami di Bidang Sekolah Menengah ini menghadirkan sebuah blog di dunia cyber dalam upaya mempermudah kawan-kawan di seantero Batola khususnya, Kalsel pada umumnya, serta Depdiknas tentunya, supaya bisa mengakses data dan informasi jenjang pendidikan menengah di Barito Kuala.

Namun kami sadar bahwa blog yang kami tampilkan ini masih jauh dari semestinya . Maklum kehadiran blog ini masih kategori bayi sekali. Kendati demikian, kami berharap setidaknya tetap bermanfaat dan berfungsi untuk kepentingan penyebarluasan informasi berbagai program dan kebijakan Disdik Batola.

Nah, untuk selanjutnya, silahkan bagi kawan-kawan yang berkepentingan menjelajahi link-link terkait kami, untuk menemukan apa yang Saudara butuhkan! Terima kasih, semoga diperoleh yang dicari. (silakan menjelajah!!!)



TIPS - CARA JITU SUPAYA LULUS UJIAN SEKOLAH !!!

Ada resep yang pasti kebenarannya dan tidak dipungkiri lagi kesahihannya bahwa kalau mau "Lulus Ujian" bagi siswa-siswi SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK, dimana pun kalian berada, khususnya yang tinggal di Barito Kuala dalam menghadapi Ujian Nasional 2009 nanti adalah :

1. Melakukan Ikhtiar Bathin;
a. Artinya; sejak sekarang para siswa rajin ibadah, sholat lima waktu, sholat tahajud, rajin bersedekah, dan apabila saat ujian tinggal satu dua hari lagi, jangan lupa sholat hajat. yang dilaksanakan berkali-kali. Mintalah petunjuk , bimbingan, pertolongan kepada Allah dengan tulus ikhlas dan berserah diri kepadanya. Insya Allah terkabul hajatnya.

b. Banyak-banyak membaca sholawat kepada nabi, lebih-lebih di saat menjawab butir- demi butir soal, Insya Allah diberi kemudahan dalam menjawab dan diilhami dengan munculnya ingatan, hapalan, dan pemahaman.

c. Berangkat Ujian wajib berpamitan kepada Ibu-Bapa, Cium tangan beliau-beliau, plus minta do'a restu kepada mereka.

2. Melakukan ikhtiar Lahir;
a. Rajin dan giat belajar; baik dalam bentuk membaca buku secara mandiri di rumah, minta bantuan orang tua, atau belajar berkelompok dengan teman.

b. Sering-sering latihan menjawab soal-soal, baik itu soal ujian tahun lalu maupun soal-soal try aout yang dibuat oleh banyak perguruan tinggi untuk latihan siswa.

c. Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap materi pelajaran. Kalau tidak tahu atau tidak mengerti, tanyakan kepada guru mengenai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap materi pelajaran, supaya buku yang dipelajari, di telaah, ttemanya epat sasaran dengan soal-soal ujian.
Nah, sekiranya siswa-siswi semua melaksanakan, menerapkan, petuah di atas Insya Allah ujiannya berhasil. Tapi ingat, tulus dan ikhlasnya jangan sampai lupa. Sebab kalau terpaksa, atau niatnya bercampur dengan hal lain, maka sia-sia lah resep sebagaimana point satu di atas.

Selamat berjuang, moga sukses !!! (admin)





ILMU, AMAL, TAWADHU...

Bismillaahirrahmaannirrahiim,

Menjadi manusia idaman adalah manusia yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan, emosional, dan kecerdasan kinestesi.

Lalu adakah manusia yang paripurna seperti itu? Ya, jelas ada, hanya saja sangat sedikit sekali yang seperti itu.


Kita lanjut,
Ada yang cerdas intelektual, tapi tidak cerdas secara spiritual dan emosional, dan sebaliknya. Sangat-sangat jarang ada yang memenuhi unsur keempat jenis kecerdasan tersebut.

Bahkan di antara keempat macam kecerdasan tersebut, yang dominan hanyalah kecerdasan intelektual. Karena pendidikan kita selama ini sepertinya ditargetkan hanya untuk mencerdaskan anak bangsa dari sisi sains dan teknologi agar bangsa kita bisa bersaing dengan dunia luar, agar bangsa kita mampu berkompetisi diera global, agar bangsa kita tetap exis di era perdagangan bebas, dan lain-lain yang muluk-muluk harapannya. Sangat jarang kita menyimak statemen para orang penting di republik ini yang menyatakan bahwa 'pendidikan agama sangat penting sekali' agar bangsa kita benar-benar sebagai bangsa yang berakhlak mulia, mampu memelihara martabat bangsa dari sisi kebagusan adab dan keluruhan budi pekerti sehingga tidak perlu ada anak bangsa kita yang 'kurang dapat' mempertahankan rasa malu sehingga untuk keperluan makan terpaksa harus memohon iba ke negara-negara luar, sekalipun sudah sering di usir dan di hina serta ada yang dizalimi.

Di sinilah sepertinya banyak anak negeri ini yang sudah kehilangan adab, budaya malu, pekerti yang luhur, karena nilai-nilai agama, petuah-petuah agama, doktrin-doktrin agama sudah tidak dipelihara, tidak dihayati, tidak diamalkan. Ibarat kata, "sudah didelete ke recycle bin" atau keranjang sampah. Namun masih syukur, belum di buang ke pembuangan akhir (TPA) sehingga suatu ketika masih bisa direcovery lagi.

Sementara di satu sisi, kecerdasan intelektual kesainan dan keteknologian seperti yang didengung-dengungkan, diagung-agungkan belum konkrit juga hasilnya. Segala yang setengah berat sampai dengan yang berat-berat tingkat kesulitan memproduksinya, kita masih harus impor dari luar. Mobil bagus, mobil mewah apalagi, peralatan elektronik mutaakhir dan sebagainya, posisi kita hanyalah sebatas "tukang jahit' bukan sebagai penentu 'pola' atau disigner. Walaupun tempat menjahitnya memang di rumah kita. Namun hasil akhirnya, yang namanya buruh menjahit seperti pasaran kebanyakan hanyalah Rp 3500 perpotong. Sementara disignernya Rp 40.000 perpotong. Artinya di sini yang untung, yang gemuk, yang kenyang tetaplah kawan saya yang 'jepang' itu, di tambah satu dua orang kawan saya yang kebetulan mirip pula dengan orang jepang tersebut. Jadi, mana kiprah sains dan teknologi anak negeri ini?

Kalau begitu, hasil akhirnya adalah bahwa tingkat kehebatan intelektualitas anak bangsa pun patut kita pertanyakan, mana? karena semuanya seperti tetap jalan di tempat, sementara orang lain sudah jalan cepat bahkan ada yang berlari. Dan disisi kecerdasan spiritual, emosial pun kita kehilangan intisarinya. Yang terliat berserakan di mana-mana hanyalah kulit luar saja yang masih bagus-bagus, isinya kosong. Nurani sudah mati suri, kepekaan sosial sudah mulai memudar. Silaturrahim sudah sebatas basa-basi.

Untuk itulah, mari kita bersama-sama 'back to agama', entah itu para guru, orang tua murid, masyarakat umum, pemerintah, mari bersungguh-sungguh mengajarkan agama pada generasi anak keturunan kita, supaya generasi kelabu seperti saat ini berubah menjadi cerah di hari esok.